Bab 4 File 3
#Melacak Jejak
“Sekarang, apa kita
perlu melanjutkan pencarian kita?” tanya ku.
“Sepertinya akan sulit menemukan mereka, tanpa ada seorang pun
yang melihatnya.”
“Tapi berdiam diri juga tidak ada gunanya, paling tidak dengan
mencari mereka kita sudah mencoba upaya terbaik yang kita miliki.”
Dia terdiam, kemudian memalingkan pandangannya ke arah ku.
“Menurut mu, jika seseorang membawa beban yang cukup mencolok
dengan diliputi perasaan cemas kalau-kalau ada yang mengetahui atau melihat apa
yang sedang dia lakukan, kira-kira kemana dia akan pergi?”
Aku mencoba menalar perkataannya barusan.
“Dengan beban seperti itu, pasti dia merasa sukar untuk berjalan
jauh, apalagi kalau dia takut ada saksi mata yang melihat. Pasti arah rute
perjalannya lain dari yang biasanya” jawab ku.
“Tepat, sekarang biar aku lengkapi, oleh karena dia takut kalau
akan ada yang melihat, dan dengan beban yang ia bawa. Maka, dia tidak dapat
kembali ke perumahan ataupun bermalam di rumah penduduk, melapor pada penjaga
pun sepertinya mustahil karena Belanda sendiri pun tidak mengetahui apa yang
terjadi sekarang ini terhadap para orang buangan. Aku sependapat dengan mu jika
dia mengambil jalan lain yang jarang di lalui orang, Tapi, kemana perginya
mereka sekarang?”
***
“Kau yakin ini adalah Jenazah adik
mu?” tanya Ketut tiba-tiba.
Susanto terdiam sesaat.
“Tentu saja, dia adalah
Adik ku. Bagaimana mungkin aku tidak mengenalinya!”
Ketut terdiam dan tidak
meneruskan kata-katanya.
“Dilihat dari darahnya
yang sudah beku dan menggumpal di sana-sini, kekakuan mayat serta livor
mortisnya. Sepertinya dia sudah tewas sejak tadi malam” kata Sucipto memeriksa.
“Tadi malam?” ulang ku
seakan tak percaya.
“Ya, tadi malam.”
Kami menjauhkan batu
besar yang menindih kepala Jenazah itu, wajahnya hancur dan benar-benar sudah
tidak bisa dikenali lagi. Kami meminjam tandu dari warga sekitar dan
mengamankan Jenazah itu dengan mengotongnya secara bersama-sama kerumah.
Awalnya mereka menyangsikan semua
yang Ketut dan Razak katakan. Akan tetapi, mereka juga tidak punya alternatif
lain untuk menemukan petunjuk dimana kedua teman mereka berada, akhirnya mereka
memutuskan untuk mempercayainya. Namun, saat mereka semua mencoba mencari ke
tempat yang memungkinkan untuk mendapatkan petunjuk tentang keberadaan kedua
orang teman mereka, semuanya telah terlambat.
Komentar
Posting Komentar