KETUT
“APA YANG KAU LAKUKAN ! CEPAT KELUAR DARI
SANA!”
Orang tadi seperti kemasukan setan dengan
berteriak sedemikian kerasnya, tubuhnya merefleks dengan sangat cepat masuk ke
dalam kubangan dan menarik ku keluar dari dalam sana, sementara dua orang temanku
masih berfikir untuk bergerak dari tempatnya berada.
Namanya Ketut
Mahardika. Orang yang menarik ku dari dalam air itu, “Bli[Tut” begitulah penduduk sini mengenalnya. Sama sepertiku dan kedua orang temanku
sebelumnya, kami sama-sama orang buangan.
Asalnya dari Bali,
namanya begitu dikenal disini sejak dia berhasil menemukan anak kepala suku
yang hilang tanpa sebab beberapa waktu lalu. Dia juga kadang-kadang dimintai
tolong oleh Polisi belanda yang bertugas di pulau ini untuk menterjemahkan
bahasa kepada penduduk lokal lantaran fasih berbahasa Belanda.
Matanya tajam menusuk
bagai mata elang, dengan perawakan yang tinggi, boleh saja ku bilang jangkung,
seandainya Sucipto yang paling tinggi di antara kami bertiga pun berdampingan
dengannya, perbedaan antara mereka dapat di gambarkan seperti jari tengah dan
telunjuk.
Dia berteman dengan
siapa saja, walaupun begitu, sepertinya tidak ada yang benar-benar akrab
dengannya, temannya yang paling setia adalah Laika si Anjing keturunan antara
anjing lokal dengan anjing ras eropa dari jenis golden retriever yang mati
tersengat ubur-ubur beberapa waktu lalu. Dia paling sering menghabiskan waktu
di pohon Sukun sambil merenung dengan mengunyah sirih, kami biasa menyebutnya
‘Menginang’.
Peraturan disini hanya
membolehkan kami para orang buangan berkeliaran dalam radius lima kilometer
dari rumah. Lewat dari itu, selalu ada pos jaga yang mengamati dalam rentang
jarak tersebut dan akan ada polisi yang berseragam preman yang membuntuti kami.
Jika kami bertindak mencurigakan, maka akan ada hukuman dari kepala penjaga
tahanan di pulau ini. Oleh sebab itu, aku sering menghabiskan waktu dipantai
yang letaknya tidak jauh dari rumah tempat pengasingan ku.
Ternyata dia juga
mempunyai kebiasaan yang sama, yaitu suka berjalan-jalan di pantai untuk
menghilangkan kejenuhan selama dalam pembuangan. Sebenarnya dalam beberapa
kesempatan, kami sering berpapasan. Namun, dia terlalu pendiam untuk memulai
pembicaraan, barulah sejak kejadian itu dia mulai terbuka denganku. Aku
mengagumi kepiawaiannya memainkan seruling dengan alunan merdu khas musik Bali.
Sungguh itu bisa membuat jiwaku tenang.
Dia punya sebuah
keistimewaan yang jarang sekali orang lain memilikinya, terkadang aku hampir
menganggapnya seperti sebuah magic. Namun sebagai orang yang berpendidikan, aku
lebih menerima penjelasan ilmiah ketimbang menyebutnya sebagai magic. Entah
bagaimana caranya dia bisa mengetahui rahasia pribadi seseorang hanya dengan
melihat sekilas dari postur tubuh dan penampilannya.
Nama
: Ketut Mahardika
Nick
: Ketut
Tanggal
Lahir : -
Golongan
Darah : -
Pekerjaan
: Aktivis
Ketut adalah seorang aktivis asal
Bali yang turut dibuang ke pulau Endeh karena dicurigai menyusun pergerakan
melawan pemerintah Kolonial saat itu. Dia adalah Kakek Buyut dari tokoh utama
novel ini, silsilah keturunannya sampai kepada Joe bisa kalian baca sendiri
dalam Novel D-Joe: Surat Untuk Sadewa.
Dia merupakan orang yang tidak
banyak bicara, tapi gesit dan cekatan dalam bertindak. Tidak ada orang yang
benar-benar akrab dengannya, meskipun begitu dia cukup dikenal karena
“Keistimewaan” yang dimilikinya. Sampai pada akhirnya dia bertemu dengan Razak
yang juga aktivis asal Sumatera dan menjadi partnernya selama di pembuangan.
Tidak banyak yang Joe ketahui
tentang dia, melainkan berasal dari catatan yang dikirimkan oleh temannya,
Razak. Hanya itulah sumber satu-satunya dimana Joe bisa lebih mengenal sosok
Kakek Buyutnya.
Mungkin, kalian akan merasa janggal
setelah membaca cerita “Surat Untuk Sadewa”, karena kebanyakan alur ceritanya
menceritakan tentang sang Kakek buyut, sedangkan tokoh utama hanya mengambil
sebagian cerita saja. Jangan khawatir, tokoh ini sengaja dihadirkan di awal
seri sebagai tokoh yang mampu membangkitkan semangat, kepada sang tokoh utama
(ingat, Joe hampir mengubur impiannya dalam-dalam untuk menjadi seorang
detektif) pertualangan Joe sebenarnya akan dimulai pada seri-seri selanjutnya
Novel D-Joe. Namun, tidak menutup kemungkinan di sebuah seri nanti akan ada,
seri yang khusus mengisahkan tentang sang Kakek buyut, mengingat cerita mereka
berdua yang sama-sama menarik.
|
Lanjutkan!!!
BalasHapusTerima kasih atas semangatnya
Hapus